Kamis, 03 Maret 2011

Kisah indah Ibnu Hajar dengan Seorang Yahudi


   Ibnu Hajar rahimahullah dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.
   Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu adalah seorang penjual minyak. Sebagaimana kebiasaan tukang minyak, si yahudi itu pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.
Si yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar:
“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:
” Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. ” (HR. Muslim)
   Namun kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di Mesir, dalam arak-arakan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang kafir- dalam penderitaan dan kesengsaran seperti ini.”

Maka Ibnu Hajar menjawab: “Aku dengan keadaanku yang penuh dengan kemewahan dan kenimatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan surga adalah seperti sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan dengan yang adzab neraka itu seperti sebuah surga.”

Maka si yahudi itupun kemudian langsung mengucapkan syahadat: “Asyhadu anla 
ilaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah,” tanpa berpikir panjang langsung 
masuk Islam.

Subhanallah, sangat menakjubkan hadits Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 
dalam kisah ini…


Bahan Renungan:

Imam An-Nawawi menjelaskan hadits ini: “Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan 
surganya orang kafir.”


“Maknanya bahwa setiap mukmin itu dipenjara dan dilarang di dunia ini dari 
kesenangan-kesenangan dan syahwat-syahwat yang diharamkan dan dibenci. Dia 
dibebani untuk melakukan ketaatan-ketaatan yang terasa berat. Jika dia meninggal dia 
akan beristirahat dari hal ini. Dan dia akan berbalik kepada apa yang dijanjikan Allah 
berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.








Sedangkan orang kafir, dia hanya akan mendapatkan dari kesenangan dunia yang dia 
peroleh, yang jumlahnya sedikit dan bercampur dengan keusahan dan penderitaan. 
Dan bila dia telah mati, dia akan pergi menuju siksaan yang abadi dan penderitaan 
yang selama-lamanya.”(Syarah Shohih Muslim No. 5256)





Maka sepantasnya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha dengan yang 
ditetapkan dan ditaqdirkan oleh Allah. Semoga kita diberi taufik, kemudahan, dan al-afiat 
untuk menjalani kehidupan dunia ini. Amiin




Sumber:
http://virouz007.wordpress.com








Tidak ada komentar: